Potret Generasi Millenial
- Integra Consulting
- May 12, 2019
- 4 min read
Updated: Jan 31, 2020
Lebih dari 33% penduduk Indonesia adalah penduduk muda yang berusia 15–34 tahun, bahkan untuk daerah perkotaaan seperti DKI Jakarta penduduk mudanya bisa mencapai lebih dari 40%.

Mengenal Generasi Millenial
Lebih dari 33% penduduk Indonesia tahun 2016 adalah penduduk muda yang berusia 15–34 tahun, bahkan untuk daerah perkotaaan seperti DKI Jakarta penduduk mudanya bisa mencapai lebih dari 40%. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai generasi millennial, yakni generasi yang lahir antara tahun 1981-2000, atau yang saat ini berusia 15 tahun hingga 34 tahun
Di tahun 2020 generasi millennial berada pada rentang usia 20 tahun hingga 40 tahun. Usia tersebut adalah usia produktif yang akan menjadi tulang punggung perekenomian Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia usia 20 tahun hingga 40 tahun di tahun 2020 diduga berjumlah 83 juta jiwa atau 34 % dari total penduduk Indonesia yang mencapai 271 juta jiwa.
Masing-masing generasi memiliki ciri dan karakternya. Generasi millennial merupakan generasi yang unik, dan berbeda dengan dengan generasi lain. Hal ini banyak dipengaruhi oleh munculnya smartphone, meluasnya internet dan munculnya jejaring sosial media (social media). Ketiga hal tersebut banyak mempengaruhi pola pikir, nilai-nilai dan perilaku yang dianut.
1. Generasi Enterpreneur
Melihat ketidakstabilan di tempat kerja, adanya perampingan di perusahaan, dan bertambahnya tingkat pengangguran menyebabkan generasi millenial ingin menjadi pengusaha. Contohnya, Mark Zuckerberg dengan Facebook atau Andrew Mason dengan Groupon. Startup yang mereka rintis ini telah menjadi penggerak ekonomi dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Meskipun hasil penelitian berbeda-beda, secara umum setengah sampai dua pertiga dari generasi millenial tertarik berwirausaha, dan lebih dari seperempat (27%) sudah berwiraswasta. Pada tahun 2011, hampir 160.000 startup diluncurkan setiap bulan, dan 29% dari pengusaha ini berusia 20 hingga 34 tahun.
Hambatan
Mendapatkan pinjaman atau kredit adalah tantangan terbesar generasi millenial untuk memulai bisnis. Hampir dua pertiga mengatakan bahwa mereka tidak menerima dukungan yang cukup dari bank. Kendala lainnya adalah kurangnya pendidikan dan sumber daya untuk menjalankan startup. Mereka mengharapkan pemerintah dapat memberikan kemudahan untuk memulai bisnis dengan menyediakan peningkatan akses ke pendidikan, pelatihan, dan bantuan pinjaman.
Kekuatan
Penulis Donna Fenn dalam bukunya Gen Y Upstarts! menunjukkan bahwa generasi millenial menerapkan enterpreneurship sebagai cara hidup. Ia juga percaya bahwa memulai bisnis di era digital saat ini lebih murah dan berisiko rendah. Ia memprediksi bahwa dalam 20 tahun, generasi millenial akan menjadi generasi yang paling berpengalaman dalam enterpreneurship.
2. Perilaku Millenial di Market
Estimasi daya beli generasi millenial diperkirakan terdiri dari USD 200 miliar belanja langsung dan USD 500 miliar belanja tidak langsung, yang sebagian besar ada pada pengeluaran orang tua mereka. Karena puncak daya puncak beli generasi millenial masih puluhan tahun lagi, marketer melakukan strategi dengan membangun hubungan yang baik dengan kekuatan konsumen ini.
Media Sosial Startegi para marketer untuk menyasar generasi millenial adalah bahwa mereka harus menggunakan media sosial. Lebih dari tiga-perempat generasi millenial memiliki profil di situs jejaring sosial. Mereka menghabiskan sekitar 1,8 jam per harinya di situs media sosial. Mayoritas generasi millenial menggunakan media sosial untuk terhubung dengan brand tertentu. Mereka terhubung ke brand melalui afiliasi kepedulian sebuah brand pada isu tertentu. Dan hal ini sangat penting bagi generasi millenial.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa generasi millenial terbuka terhadap pengalaman baru dan brand baru. Mereka ingin berinteraksi dan tertarik membangun hubungan dengan brand baru. Mereka memiliki keyakinan diri untuk membela apa yang mereka percaya. Namun, ketika mereka kehilangan kepercayaan pada suatu brand, maka hampir tidak mungkin untuk menarik mereka kembali. Oleh karena itu, menjaga hubungan yang positif sangatlah penting.
Berbagi Informasi Ketika mengumpulkan informasi dan membuat keputusan membeli, generasi millenial mengandalkan rekomendasi dari rekan dan teman, lebih dari para ahli. Mereka menggunakan perangkat mobile untuk membaca ulasan pengguna dan mencari informasi di jejaring sosial. Menurut survei, 86% dari generasi millenial bersedia untuk berbagi informasi tentang preferensi brand mereka secara online. Mereka suka memproduksi dan meng-upload konten online (60%) dibandingkan dengan non-millenial (20%). Dalam 25% pencarian untuk 20 top brand, hasilnya terkait ke link konten yang dibuat pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa penting bagi brand menyadari pengalaman orang lain terhadap produk atau jasa mereka dan memastikan hal tersebut selaras dengan strategi brand mereka
3. Workplace bagi Generasi Millenial
Work-Life Balance
Batas antara pekerjaan dan kehidupan yang tidak jelas dalam kehidupan millenial memotivasi mereka untuk mencapai keseimbangan kehidupan dan pekerjaan. Mereka mengatakan bahwa keseimbangan kehidupan dan pekerjaan menggerakkan pilihan terhadap pekerjaan. Banyak organisasi yang telah menyesuaikan lingkungan kerja dengan yang mereka inginkan. Contohnya Google, yang memberikan keseimbangan lingkungan kerja dengan berbagai fasilitas bagi millenial.
Generasi millenial (56%) juga lebih memilih tunjangan manfaat yang dapat mereka peroleh di tempat kerja. Selain untuk kesehatan, tunjangan lain yang menarik adalah kendaraan, asuransi rumah, tunjangan yang diberikan pada waktu liburan, dan rencana tabungan pensiun. Mereka menyukai jadwal kerja yang fleksibel, pekerjaan yang menarik dan menantang, pengembangan pribadi, rencana karier yang dinamis, dan organisasi yang mencerminkan nilai-nilai mereka.
Fleksibilitas Konflik antar generasi paling nyata terlihat di tempat kerja. Bentrokan ideologi dan budaya membuat generasi non-millenial sulit untuk mengerti. Hal ini menunjukkan bahwa millenial bekerja dengan baik apabila ada pedoman yang jelas, ada feedback yang cepat dan rutin, konteks yang sesuai, serta kejelasan dan kebebasan. Mereka lebih suka bekerja dalam tim dan membuat keputusan kelompok. Mereka tidak suka menangani ambiguitas dan proses yang lambat. Mereka menghargai kepercayaan dan transparansi. Generasi millenial lebih memilih rotasi pekerjaan dibandingkan promosi jabatan. Mempekerjakan generasi millenial akan menguras tenaga para manajer. Manfaatnya yang banyak, setara dengan kebutuhan yang harus diberikan pada generasi ini sehingga menghasilkan bakat-bakat terbaik karyawan.
Keterampilan Keterampilan utama yang harus ditingkatkan dari generasi millenial adalah komunikasi dengan orang sekitar, etos kerja, inisiatif, interpersonal, dan kemampuan beradaptasi. Millenial dan manajer mereka melihat bahwa diperlukan peningkatan untuk keterampilan komunikasi, serta kemampuan untuk memberi dan menerima kritik, dan juga peningkatan etika kerja profesional.
4. Aktivitas Sosial
Karakter Berdonasi
Dalam bidang penggalangan dana, generasi millenial sebagai donatur menyukai penggunaan teknologi dalam berdonasi, dibandingkan cara-cara berdonasi konvensional. Mereka menggunakan media online untuk memberikan sumbangan, mereka juga membutuhkan kepercayaan pada organisasi yang mereka berikan donasi, dan organisasi pun harus memiliki misi yang menarik bagi mereka.
Millenial cenderung memberikan donasi yang lebih kecil untuk banyak organisasi, dan donasi yang lebih besar hanya untuk organisasi tertentu saja. Mereka cenderung memberikan donasi satu kali untuk kegiatan dengan isu tertentu dibandingkan dengan donasi untuk kegiatan tahunan.
Kegiatan Sukarela
Generasi millenial yang sering berpartisipasi dalam kegiatan sukarela di tempat kerja lebih mungkin untuk merasa positif, loyal, dan puas daripada millenial yang jarang atau tidak pernah mengikuti kegiatan kerelawanan, dan mereka lebih cenderung untuk merekomendasikan perusahaan mereka kepada teman. Aktivitas sosial menunjukkan ambisi yang lebih besar dari altruisme (memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain). Lebih dari setengah millenial mengikuti kegiatan relawan.
Comentarios